pendamlah jiwamu pada tanah yang dalam, karena sesungguhnya buah yang manis hanya tumbuh dari biji yang ditanam

30 Jun 2009

BAGAIMANA BISA

Bagaimana bisa aku melupakanmu
Sementara setiap malam kau menyapaku dengan lembut
Berdiri tersenyum melambai ke arahku
Lalu kau mengajakku pergi ke alam imajinasi yang terlampau luas
Dan kau elus pipiku dengan tangan yang tak terjangkau

Bagaimana bisa aku melupakanmu
Sementara seluruh pori pori di tubuhku melantunkan syair tentangmu
Melukiskan wajahmu di atas kanvas putih berbingkai
Dan tiba tiba kau muncul lagi dengan seulas senyum di bibir
Merengkuhku lagi dalam ketidakberdayaanku

Bagaimana bisa aku melupakanmu
Sementara tiap detik dinding di kamarku membisikkan namamu
Memori di otakku penuh dengan file file dirimu
Dan benar, kau muncul lagi, kali ini dengan sapaan yang lebih lembut
Kau sentuh hatiku sampai aku kehilangan nafas
Sampai aku benar benar hilang akal memikirkanmu

Hingga akhirnya aku putuskan
Aku tak akan pernah melupakanmu

29 Jun 2009

AKU MENGADU

Dengan segala kesempurnaanMu ya Rabb, aku mengadu. Aku ini hanya makhluk cacat yang jauh dari taat. Lubang lubang menganga di sana sini, Menembus jauh ke dalam hati. Bagaimana menutupnya, aku hanya bisa mengiba. Bersimpuh bersujud. Segala daya upaya hanya milikMu, dan tiada kekuatan bagiku untuk menyempurnakan amalku, kecuali kekuatan itu dariMu. Maka aku ingin menambal lubang lubang itu, dengan kekuatan dan perlindunganMu.

Dengan segala kehinaan diriku, aku mengadu kepadaMu Ya Rabb. Hati ini begitu kotor. Makin hari makin tercemar. Gelap. Tak tahu arah. Terombang ambing oleh kebodohan. Mati. Mungkin. Tak lagi punya rasa. Nista sekali aku ini. TanpaMu, Tanpa hidayahMu, hatiku makin hitam, tak terselamatkan.

Ya Rabb, ampunkan aku dengan segala kekurangan dan kenistaanku. Sabarkan aku, ikhlaskan aku. Sesungguhnya hati ini terlampau berat untuk bersabar dan ikhlas. Jauhkan aku dari maksiat hati dan maksiat badan. Jalankan aku di jalan orang orang yang lurus. Dan matikan aku tetap di agamaMu.

28 Jun 2009

Perenungan

Aku menjerit di tengah malam
Menangis, memeluk doa
Air mata tercecer di atas sajadah tua
Hening, hanya suara alam yang bertasbih
Aku semakin tergugu
Linglung diterpa badai dosa
Berlumur noda noda hitam
Sangat kotor, hina
Tiada layak aku bersimpuh di kakiMu
Jika aku ini manusia durhaka
Tolong jangan kutuk aku jadi tungku apiMu
Tiada kuat jiwa ini menanggung bara
Saat ini aku hanya ingin mandi cahaMu
Engkaulah cahaya yang memancarkan cahaya
Aku tahu lautan ampunanMu tanpa batas
Berilah aku setetes
Biarkan aku menenggaknya
Karena aku ingin menghamba sepenuh jiwa

27 Jun 2009

LISAN

Maafkan aku
Jika engkau luka
Sesungguhnya lisan ini terlalu ringan
Terlalu licin untuk kupegang
Dan terlalu tajam
Mengiris hati

Ku Ingin Dia Tersenyum

Aku masih menunggunya tersenyum lagi
Setelah awan murung tercermin di matanya
Ku lihat langkahnya tak seceria dulu
Dan bibirnya kering kelu
Aku menginginkan dia tersenyum
Menyapaku dengan nada seruling bambu
Karena senyumnya adalah penghibur terindah di kalbuku

Kenanganku Tentang Dia

Dia adalah gadis berkaca mata
Dia adalah salju putihku di tengah padang sahara
Ia terbang bersama angin yang berhembus
Menghampiriku di suatu malam
Namun sayang, ketika malam masih benar benar muda
Aku harus pergi dan dia pun kembali terbang
Tanpa sempat ku berikan setangkai mawar untuknya
Setangkai mawar itu kini ku simpan di dalam hati
Menyisakan rindu yang paling dalam
Suatu saat, ketika matahari telah cerah
Mawar itu akan ku persembahkan untuknya
Karena hanya dia
Bahtera cinta ini akan berlabuh di dermaga