pendamlah jiwamu pada tanah yang dalam, karena sesungguhnya buah yang manis hanya tumbuh dari biji yang ditanam

10 Des 2009

aku duduk di pinggir jembatan, merenung menatap ke langit. cahaya emas memantul mantul di ujung barat. sementara angin terus menerbangkan debu debu ke tengah jalan.
mataku masih menuju ke ujung barat, menatap mentari yang makin tenggelam. sementara perasaanku semakin tenggelam ke dalam lamunan tentang dirinya.
segala sesuatu tentang dirinya adalah hal terindah yang bisa aku ingat, mulai dari senyumnya hingga muka masamnya.
bukan maksud untuk melebih lebihkan, tapi memang demikian kenyataannya.
dia itu lebih memabukkan aku daripada sebotol wiski yang paling tinggi kadar alkoholnya.
dia juga inspirasi terakhir dari orang tersukses di manapun.
dia lebih dekat dari sahabatku yang paling dekat.
dia lebih anggun daripada seorang ratu di singgasananya.

Tidak ada komentar: